Selasa, 28 April 2015

Profesi Pelacur Lebih Baik Daripada Pelacur Profesi




Profesi Pelacur Lebih Baik
Daripada
Pelacur Profesi

                Dalam kehidupan saat ini banyak hal ditemukan dari apa yang kita lihat mulai dari yang baik sampai tidak baik. Sepertinya hidup ini memang banyak hal. Ada hitam dan ada putih, namun terkadang hitam itu kita lihat putih dan putih itu kita lihat hitam. Sayangnya hal itu sangat untuk kita mengerti karena memang posisi antara hitam dan putih itu tergantung pada paradigma dan pola pikir kita masing-masing. Nah, kali ini penulis akan bercerita tentang Profesi Pelacur yang lebih baik daripada Pelacur Profesi.
                Profesi pelacur atau yang lebih tepatnya sebagai pekerjaan pelacur ialah orang yang hidup dalam kesulitan. Mereka hanyalah sekelompok orang-orang yang dianggap hina dan najis. Bahkan terkadang orang akan menganggapnya sebagai orang yang menganggu ketenangan hidup. Inilah adalah paradigma masyarakat yang banyak karena pekerjaan sebagai pelacur sangat banyak bukan karena pilihan mereka sebagai pelacur hanya saja banyak dari antara mereka menjadi pelacur karena memang susah untuk mengubah hidup mereka dari segi pendidikan dan bahkan dari segi ekonomi dalam hal ini pekerjaan pelacur dianggap lebih cepat menghasilkan uang. Namun sekali lagi bahwa banyak dari mereka yang sangat menyesal dengan keadaan mereka sendiri apalagi sama anak-anaknya. Ini adalah pekerjaan hitam. Mereka butuh uang uang untuk menjalani hidupnya. Memang pekerjaan pelacuran yang lebih halus sebagai tunasusila dilarang di negara ini. Sebab pekerjaan ini tidaklah baik secara agama dan norma yang hidup dimasyarakat. Dan negara telah banyak berbuat dalam mengurangi pekerjaan ini secara terus menerus. Mulai dari pemberian pelatihan, pekerjaan baru, dan memberikan suntikan-suntikan yang mampu menunjang kemampuan ekonomisnya. Memang kehidupan pekerjaan tunasusila itu hitam dan dapat kita mengubahnya. Hanya perlu waktu, mental, dan semangat hidup dalam berjuang karena pekerjaan sebagai pelacur sangat jelas dapat kita lihat dan yakin dapat kita ubah.
                Sementara itu masih ada yang namanya pelacur profesi. Ini adalah hal yang ngeri dalam kehidupan saat ini. Pelacur profesi itu berbeda dengan pekerjaan pelacur. Perbedaan ini sangat jelas. Ketika kita tadi berbicara soal pekerjaan pelacur maka hal itu dapat kita lihat jelas bahwa pekerjaan itu gelap, sementara pelacur profesi adalah orang yang melacurkan profesinya. Melacur disini itu maksudnya dia memberikan harga diri dari pekerjaannya sebatas pada mata uang. Coba lihat sekitarmu, seberapa banyak pekerjaan disisimu. Nah coba perhatikan dengan seksama, apakah ada hal yang salah? Umumnya kita dapat melihat banyak pungutan-pungutan liar dalam pengurusan sesuatu hal yang secara administrasi. Ini seolah-olah telah menjadi kebiasaan masyarakat banyak. Semua orang dinilai dengan uang tanpa memegang teguh prinsip dari pekerjaannya. Ketika pekerjaan yang dia tekuni itu adalah pekerjaan yang baik namun karena uang, kepentingan, dan kekuasaan dia rela mengubah pandangan terhadap pekerjaan baik itu menjadi pekerjaan yang baik menjadi pekerjaan yang seolah-olah putih tetapi hitam. Dia bersikap dimasyarakat umum sebagai orang yang memiliki wibawa dengan status pekerjaannya. Hanya saja dia tidak memperlihatkan wujud buruknya. Sehingga orang hanya baik-baik saja denga kehadirannya sebagai orang yang busuk. Terkadang saya sebagai penulis berharap bahwa saya tidak akan melacurkan pekerjaan saya pada apapun dan demikian juga dengan pembaca.
                Realita kenyataan hidup yang kedua yang dapat kita temui adalah dimana ketika hitam menguasai putih dan putih tersingkirkan dengan hitam yang menodainya. Walaupun suatu hari nanti kebenaran akan jelas antara hitam dan putih. Dan putih yang akan bersinar dari hitam. Dimana dalam suatu pekerjaan seseorang  dalam team dan kelompoknya akan memiliki idealisme tersendiri. Dimana pandangan dan pegangan teguh yang dimiliki seseorang itu akan berbeda. Mereka menemui setiap masalah dan cobaan yang dialami dalam pekerjaan. Godaan terhadap uang, kekuasaan, dan wanita. Sulit untuk menolak hal itu karena memang keinginan dari daging sendiri. Berbicara soal uang adalah penyebab banyaknya masalah timbul. Terkadang uang itu bermanfaat ketika kita dapat mengendalikan dan menguasai keinginan dari diri sendiri. Dan terkadang uang itu lebih menguasai manusia ketimbang manusia yang menguasainya. Pernahkah kalian berpikir apa kebutuhan orang kaya? Makanan, minuman, mobil, pesawat, kapal, atau apa? Jawaban yang paling tepat adalah bahwa kebutuhan orang kaya adalah lebih kaya lagi. Kebutuhan ingin lebih kaya dan yang lebih kaya ingin sangat kaya.
                Memang pekerjaan itu sangat identik dengan hasil yang ingin kita dapat misalnya dengan balasan seperti upah tinggi. Semakin besar beban tanggung jawab maka semakin besar harusnya pekerjaan. Bagaimana jika orang yang beban besar dengan upah kecil? Mungkin akan ada tindakan tidak puas. Puas tidaknya seseorang akan apa yang diperoleh memang harus tetap dia syukuri. Bekerja secara efektif dengan upah yang dianggap kecil baginya adalah salah namun sebenarnya dirinya yang salah. Karena memang diri kita sebagai manusia tak pernah akan ada kata puas dalam hidup ini. Suap, melakukan tindakan maladministrasi, dan hal curang demi uang juga banyak terjadi. Inilah yang disebut sebagai pelacur profesi. Profesi yang harusnya demi kebaikan dan kepentingan banyak orang menjadi profesi yang menguntungkan diri sendiri. Sungguh disayangkan kalo memang uang itu merusak citra baik kita dan uang itu tak dapat membuat kita menjadi lebih baik. Terkadang hanya untuk mendapatkan uang selalu maka sekelompok orang akan melindungi hal itu dari orang-orang yang bersikap benar dengan memegang aturan dan idealismenya sendiri. Dimana orang benar ini akan disingkirkan orang-orang yang bersekongkol. Bagaimana orang berprestasi dan memegang teguh prinsip harus dipindah tugaskan karena tidak ikut mengikuti arus sebagai pelacur profesi. Bagaimana orang benar dan baik tersebut ditekan dalam bekerja dan selalu dicoba untuk disingkirkan. Percobaan yang tidak akan berhenti sebelum memang kebenaran itu nyata nyata ada dan keadilan itu ada. Permainan ini akan terus ada sebagai penyakit masyarakat yang cinta pada uang melebihi rasa hormat dan mental yang kuat.
                Jadi harusnya bagaimana kita bekerja? Memang kita harus tetap memegang etika profesi masing-masing. Setidaknya memuat hal sekurang-kurangnya:
1.       Tanggung jawab
2.       Keadilan
3.       Otonomi
4.       Prinsip integritas moral yang tinggi.
5.       Komitmen pribadi menjaga keluhuran profesi
Dengan begitu kita memang menjadi orang yang benar-benar putih. Terkadang kita harus melihat bahwa hitam itu lebih baik dari hitam yang seolah-olah putih karena hitam itu tak ada berbohong sementara putih itu berbohong sementara dia itu sebenarnya hitam. Jelaslah menjadi warna putih yang harus kita tuju. Tidaklah berpura-pura menjadi putih. Apapun memang profesi kita, kita harus mampu menjadi orang yang bermental kuat untuk mampu bertahan dalam pegangan idealisme kita yang mampu membuat negara, masyarakat, dan diri kita sendiri bangga pada hasil karya kita sendiri.

Baik Untuk Beretika, Beretika Untuk Baik



Baik Untuk Beretika, Beretika Untuk Baik

Halo, kali ini saya ingin bercerita akan apa yang saya tahu tentang etika profesi. Hal ini saya peroleh dari masa kuliah saya. Begitu banyak pekerjaan saat ini, bahkan karena banyaknya kita mungkin tak pernah mendengar atau melihat keberadaan pekerjaan tersebut. Memang sesuatu pekerjaan atau profesi akan menghasilkan hal-hal yang berbeda terhadap profesi lainnya. Perbedaan itu jelas nyata karena kemampuan dari profesi itu bersifat istimewa dan khusus. Walaupun kita kadang menemukan bahwa sesuatu profesi terlihat memiliki persamaan tapi tetap saja beda oleh karena visi, misi, dan kode etik dari profesi tersebut. Seperti antara guru dengan dosen. Sekilas memang bahwa profesi tersebut sama-sama memiliki kesamaan untuk mengajari kita dalam mengisi ilmu pengetahuan. Perbedaannya adalah seorang guru jauh lebih perhatian kepada muridnya ketimbang dosen saat murid itu berbuat salah. Karena seorang guru mengajari orang yang belum dewasa dan harus lebih perhatian khusus, berbeda dengan dosen yang mengajari seorang murid yang sudah dewasa dan tugas dosen hanyalah untuk membimbing dan mengarahkan murid tersebut. Dan masih ada perbedaan antara guru dan dosen yang tidak bisa saya katakan karena saya bukan menulis perbedaan tersebut tetapi terlebih terhadap profesi dan etikanya.
Jika kita sering bertanya pada anak-anak, “Apa cita-citamu?” dari sekian banyak anak akan menjawab saya akan menjadi seorang dokter, polisi, presiden, dan pilot. Hal itu memang jelas karena profesi diatas hal yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Akan sangat bingung atau hal lucu dan bahkan heran ketika kita menemukan seorang anak bercita-cita menjadi seorang makelar, account representative, auditor, perminyakan, dan atau pengamat pasar. Karena memang profesi diatas dan banyak lagi profesi jarang ditemui. Semua profesi yang ada dimuka bumi ini memiliki kegunaan dan tugas khusus dalam menjalani hidupnya. Setiap profesi itu penting mau apapun profesi itu. Profesi selain mengandung arti pekerjaan sebagai panggilan dan tumpuan hidup dan standar yang tinggi, juga berarti pekerjaan yang bercirikan keluhuran dan komitmen moral yang tinggi. Tegasnya, profesi memang suatu pekerjaan, tetapi berbeda dengan pekerjaan pada umumnya. Suatu profesi dibangun dengan landasan yang bermoral karena seorang profesional memang dituntut untuk menghasilkan kinerja berstandar kualitas tinggi dan mengutamakan kepentingan publik.
Seorang dalam menjalani hidupnya akan diatur oleh yang namanya norma. Karena norma ini sebagai acuan tindakan sah tidaknya seseorang dalam menjalani hidupnya sehari-hari. Demikian juga dalam dunia profesi kita masing-masing akan memiliki norma tertentu atau etika yang harus dipenuhi dalam bekerja. Etika profesi mengatur khusus tentang suatu perbuatan yang berbeda dikehidupan sehari-hari. Menurut Keiser dalam (Suhrawardi Lubis, 1994: 6-7), etika profesi adalah sikap hidup berupa keadilan untuk memberikan pelayanan profesional terhadap masyarakat dengan ketertiban penuh dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas berupa kewajiban terhadap masyarakat. Pelayanan dalam tugas harus mampu membuat dan menghasilkan profesional dan kepuasan dari masyarakat atau yang terpengaruh karena profesi kita. Profesional adalah orang yang menjalani suatu profesi, dan karenanya, mempunyai tanggung jawab yang tinggi untuk berkarya dengan standar kualitas tinggi dilandasi dengan komitmen moral yang tinggi pula. Mengingat makna profesi dan profesional itu, maka etika profesi merupakan unsur atau dimensi yang tak terpisahkan dari setiap profesi. Etika profesi atau etika profesional merupakan unsur sangat penting dalam kehidupan komunitas profesi.
Oleh karena etika profesi merupakan hal urgent dan sangat penting maka kita sering menemukan ketika seseorang yang bekerja disuatu instansi melakukan hal yang abnormal dan melanggar etika profesi dan bahkan norma hukum maka akan banyak masyarakat yang mengecap rendah profesi tersebut. Itu merupakan gejala sosial yang dapat diterima masyarakat karena tingkat kepercayaan suatu masyarakat terhadap suatu instansi yang dirusak dengan adanya seseorang yang melakukan tindakan tersebut. Sementara sekian banyak dari orang yang bekerja diinstansi tersebut, sangat banyak orang yang berkompeten dan memegang teguh prinsip namun nama baik tercoreng oleh karena ulah satu dua orang yang salah. Susah untuk mengubah paradigma masyarakat tersebut. Ingatkah kita akan kasus Gayus Halomoan Tambunan yang merusak citra suku batak dan citra instansi Direktorat Jenderal Pajak? Ketika kasus tersebut muncul banyak orang batak yang kena imbas oleh kesalahannya, bahkan banyak orang yang menyesali dirinya menjadi orang batak karena ejekan massa. Sementara banyak hal yang orang tidak ketahui tentang perjuangan dan sisi baik orang batak dalam membangun negeri ini lewat usaha, birokrat, maupun pagawai negeri sipil yang memegang prinsip baik untuk membangun negeri. Selain itu, pihak yang dirugikan Direktorat Jenderal Pajak yang mana banyak pengamat dari kalangan masyarakat mengatakan bahwa instansi pajak sebagai sarang koruptor oleh karena kasus Gayus ini. Sementara orang tidak banyak tahu akan sistem DJP yang jauh lebih unggul dari instansi lainnya termasuk dalam pengawasan dan pelayanan pada masyarakat. Kesalahan seseorang dalam profesinya akan merusak citra profesi tersebut.



Jumat, 17 April 2015

ETIKA



Disarikan dari mata kuliah Bapak Ali Noviansyah
Etika
A.  Pengertian Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani Kuno, ethikos, berarti timbul dari kebiasaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia etika memiliki arti ilmu apa yang baik dan apa yang buruk tentang hak dan kewajiban moral (akhlak). Etika memiliki banyak makna antara lain:
      Semangat khas kelompok tertentu, misalnya ethos kerja, kode etik kelompok profesi.
      Norma dianut setiap kelompok, yang tidak sama mengenai pandangan yang baik dan benar.
      Studi tentang prinsip perilaku baik dan benar sebagai falsafat moral, sebagai refleksi kritis dan rasional tentang norma yang terwujud dalam berperilaku
       Membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk sejauh dapat dipahami oleh pikiran.
Terhadap etika juga memiliki pengertian arti yang berbeda-beda jika dilihat dari sudut  pandang masing-masing pengguna :
    1. Bagi ahli falsafah, etika adalah ilmu atau kajian formal tentang moralitas.
    2. Bagi sosiolog, etika adalah adat, kebiasaan dan perilaku orang-orang dari lingkungan budaya tertentu.
    3. Bagi praktisi profesional termasuk dokter dan tenaga kesehatan lainnya etika berarti kewajiban dan tanggung jawab memenuhi harapan (ekspektasi) profesi dan masyarakat, serta bertindak dengan cara-cara yang profesional. Jadi  etika adalah salah satu kaidah yang menjaga terjalinnya interaksi antara pemberi dan penerima jasa profesi secara wajar, jujur, adil, profesional, dan terhormat.
    4. Bagi eksekutif puncak, etika berarti kewajiban dan tanggung jawab khusus terhadap stakeholder (pemangku kepentingan), terhadap organisasi dan staff, terhadap diri sendiri dan profesi, terhadap pemerintah dan pada tingkat akhir walaupun tidak langsung terhadap masyarakat. Wajar, jujur, adil, profesional dan terhormat
    5. Bagi asosiasi profesi, etika adalah kesepakatan bersama dan pedoman untuk diterapkan dan dipatuhi semua anggota asosiasi tentang apa yang dinilai baik dan buruk dalam pelaksanaan dan pelayanan profesi itu

B.   Tiga Bagian Utama Etika
Ketika kita beranjak dari pengertian dalam kamus besar bahasa indonesia bahwa etika itu sebagai ilmu apa yang baik dan apa yang buruk tentang hak dan kewajiban moral (akhlak) maka dari ilmu itu ada beberapa ilmu yang perlu untuk diketahui.
1.Meta-Etika (Studi Konsep Etika)
            Meta-Etika sebagai suatu jalan menuju konsepsi atas benar atau tidaknya suatu tindakan atau peristiwa. Dalam meta-etika, tindakan atau peristiwa yang dibahas dipelajari berdasarkan hal itu sendiri dan dampak yang dibuatnya.
            Sebagai contoh,"Seorang anak menendang bola hingga kaca jendela pecah.“ Secara meta-etis, baik-buruknya tindakan tersebut harus dilihat menurut sudut pandang yang netral. Pertama, dari sudut pandang si anak, bukanlah suatu kesalahan apabila ia menendang bola ketika sedang bermain, karena memang dunianya (dunia anak-anak) adalah bermain,  ia tidak sengaja melakukannya. Akan tetapi kalau dilihat dari pihak pemilik jendela, tentu ia akan mendefinisikan hal ini sebagai kesalahan yang telah dibuat oleh si anak. Si pemilik jendela berasumsi demikian karena ia merasa dirinya telah dirugikan
2. Etika Normatif (Studi Penentuan Nilai Etika).
            Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidup ini. Jadi Etika Normatif merupakan norma-norma yang dapat menuntun agar manusia bertindak secara baik dan menghindarkan hal-hal yang buruk, sesuai dengan kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat.

3.Etika Terapan (Studi Penggunaan Nilai-Nilai Etika).
            Etika terapan memberi pemahaman tentang spektrum bidang terapan etika sekaligus menunjukkan bahwa etika merupakan pengetahuan praktis. Berbagai bidang terapan di antaranya adalah bidang kesehatan, tanggung-jawab sosial perusahaan atau yang biasa dikenal dengan istilah Corporate Social Responsibility (CSR), pengolahan tanah, dan masih banyak lainnya.



C.Prinsip Dalam Etika
Salah satu karakteristik pokok sudut pandang etika adalah objektivitas atau ketidak berpihakan (impartiality), artinya setiap hubungan khusus yang kita miliki dengan orang-orang (keluarga, teman, pegawai) harus dikesampingkan pada saat kita mengambil keputusan atau melakukan tindakan. Kerena etika pada dasarnya tidaklah berpihak kepada siapapun dan bersikap adil dan seadil-adilnya.

D.Manfaat Etika
Ketika kita mampu menjadi pribadi yang baik dan santun dalam bergaul dalam masyarakat maka akan banyak hal yang dapat kita dapatkan dari masyarakat berupa pujian yang tak dapat kita dengarkan secara langsung. Memang walaupun kita berbuat baik dan yang terbaik pasti ada saja orang yang tidak suka dengan sikap kita yang menganggap diri kita sebagai orang yang songong atau cari perhatian, tapi tidaklah masalah. Walaupun ada pujian atau sebaliknya tapi ada hal yang banyak ketika kita mampu memanfaatkan diri kita sebagai orang yang memegang teguh etika diri. Apa itu manfaatnya?
  1. Mengajak orang bersikap kritis dan rasional dalam mengambil keputusan secara otonom; mengarahkan perkembangan masyarakat menuju suasana yang tertib, teratur, damai dan sejahtera.
  2. Mencegah 'power tends to corrupt", Absolute power corrupts absolutely”. Artinya Kekuasaan cenderung disalahgunakan, jika kekuasaan itu absolut, penyalahgunaannyapun absolute. Jadi kekuasaan harus disertai dengan pengawasan dan penegakan hukum. "the end justifies the means, even at all out” tujuan menghalalkan segala cara, apapun resikonya, pokoknya menang atau untung, sehingga siapapun yang merintangi harus disingkirkan atau dilibas.
  3. Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan mempersoalkan bagaimana manusia harus bertindak
  4. Mencegah agar orang tidak mengalami krisis moral yang berkepanjangan. Etika dapat membangkitkan kembali semangat hidup agar manusia dapat menjadi manusia yang baik dan bijaksana melalui eksistensi profesinya

Rabu, 01 April 2015

Something

Awan Tak Satu Wujud

Awan adalah sesuatu objek yang dapat kita lihat. Dari awan banyak hal yang dapat kita mengerti hanya jika kita dapat memberikan perhatian padanya. Dari awan kita dapat belajar bahwa kehidupan juga dapat demikian. Awan terbentuk dilangit. Awan berawal tidak nampak, hanya sebuah uap air. Namun, lama-kelamaan wujudnya akan terlihat seiring berjalannya waktu. Awan berawal dari uap air yang hangatkan air. Awan kemudian terbentuk diatas langit biru. Kemudian  awan berkumpul dengan sangat tipis dilangit sana. Lama-kelamaan awan menggumpal menjadi awal putih bagaikan salju. Kemudian awan juga akan berubah menjadi awan gelap karena berjalannya waktu. Pada suatu waktu awan itu akan menjadi air. Terkadang dalam awan juga akan ada badai atau petir yang menggelegar diatas langit. Jika butiran air tersebut telah hilang maka awan pun tidak akan nampak. Namun awan akan meninggalkan pelangi saat butiran air dibiaskan oleh cahaya. Dan dia akan menghilang dari langit dan kembali  menjadi air dibawah langit.

Manusia  sama seperti awan. Lahir oleh karena kehangatan cinta. Kemudian manusia akan mempelajari banyak hal dalam hidupnya. Belajar sosial, ilmu pengetahuan, agama, dan teknologi. Manusia itu pada suatu individu tidak akan nampak dengan mudah. Butuh waktu yang cukup lama. Manusia pada suatu waktu akan mengalami yang namanya masa indah, sulit, dan masa yang tak dapat dimengerti. Namun dia akan tumbuh besar sehingga mampu menunjukkan eksistensinya dilingkungan. Manusia itu juga akan ditentukan sifatnya sebagai orang yang bagaimana, baik, jahat, buruk, bijaksana, bodoh, peduli, malas, rajin, dan sebagainya. Who know? Manusia saat menampakkan dirinya dengan sosialnya dia akan dinilai. Hendaknya memang manusia itu akan menjadi pelangi pada akhir hidupnya. Mampu memberikan keindahan walaupun dimasa hidupnya dia akan menemukan kesulitan hidup yang bergejolak dan akan terus dihadapi sampai dia meninggal. Jika kita ingin menjadi orang yang menjadi terang bagi orang lain akan sangat baik karena dapat mengubah hidupnya lebih baik atau menjadi garam yang dapat memberikan rasa sehingga tidak menjadi tawar dalam hidupnya melainkan dia dapat menikmati hidup ini.